Pada tanggal 19-21 Mei 2013 merupakan
acara dari Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) UGM yaitu acara yang
diselenggarakan untuk menambahkan ilmu dan motivasi dari mahasiswa dari Teknik
Sipil diseluruh Indonesia. Acara ini merupakan acara yang rutin dilaksanakan
KMTS UGM setiap tahunnya dah tahun adalah tahun kelima. Dalam acara ini
mandapatkan antusias yang luar biasa dari universitas diseluruh Indonesia.
Serangkaian acara tersebut terdiri dari Seminar Nasional, Eco House, Bedah Buku, dan Lomba Kuda-Kuda. Acara yang
ditunggu-tunggu yaitu lomba kuda-kuda karena merupakan menarungkan harga diri universitas
yang akan melombakan materi yang diberikan di kampus dan terapkan untuk lomba.
Lomba kuda-kuda mempunyai ketentuan yaitu kuda-kuda terbentuk dari kayu,
bentuknya merupakan segitiga tidak simetris, dan tidak boleh memakai paku, dan
lem. Hanya boleh memakai kayu atau bambu untuk mengganti paku sebagai pasak.
Cara penilaiannya pun mempunyai kriteria
tersendiri yaitu dengan beban perkiraan itu harus sesuai bila tidak sesuai akan
dikurangi. Dengan ketentuan bila melebihi beban perkiraan akan diminus 10 dan
kurang dari beban yang diperkiraan akan diminus 15. Jadi, harus diperkirakan
dalam mengitung pembebanan dengan cara menggunakan SAP. Tidak kalah penting
dari itu penilaian juga berdasarkan kecepatan pengerjaannya, diberikan waktu
empat jam untuk menyelesaikan pembutan kuda-kuda tersebut. Semakin cepat
pembuatanya maka semakin tinggi nilainya. Dan terakhir untuk kriteria penilaian
adalah dengan berat jenis bahan yang digunakan, toleransi 0,6 untuk berat
jenisnya. Untuk lebih paham penilaiannya untuk pembebanan yaitu diumpamakan
beban 300 kg, dan beban sebernarnya adalah 340 kg, maka kelebihan pembebanan.
Maka beban yang lebih adalah 40 kg. Dengan rumus yaitu 110-beban yang melebihi.
Jadi, penilaianya yaitu 110-40=70. Jadi nilai dari pembebanan tersebut adalah
70.
Banyak hal yang harus diperhitungkan
untuk lomba kuda-kuda tesebut, dari persiapan, dan pelaksanaan. Tapi,
kadang-kadang apa yang dipersiapkan dan dilaksanakan berbeda. Faktor rasa gugup dan percaya diri
sebagai petarung biasanya hilang bila bertemu dengan saingan yang di atas dan
biasanya minder terlebih dahulu.
Ada 15 peserta dalam perlombaan ini, dan
semua mempunyai kesempatan untuk bisa menjadi sebagai pemenang. Jadi, percaya
diri sebagai petarung dalam perlombaan harus tertanam, berlatih dan terus
berlatih harus diterapkan, dan tidak lupa untuk berdoa untuk kelancaran dalam
perlombaan.
Mungkin delegasi yang dikirimkan Unnes
harus terus berlatih dan harus mempunyai rasa percaya diri agar dalam
perlombaan tidak gugup dan bisa mengatur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Tahun depan harus lebih baik dari tahun sebelumnya merupakan pepatah yang tepat
untuk delegasi Unnes, mahasiswa Unnes harus terus belajar. Berbeda jauh memang
atmosfir di Unnes dan UGM dari segi mahasiswanya, untuk mahasiswa UGM itu
mempunyai percaya diri dan tekad agar bisa mewujudkan apa yang dikejar dengan
usaha yang nyata. Mungkin Unnes butuh berlatih dari mahasiswa UGM. Tapi, Unnes
pasti bisa menjadi juara. Amin.
|
Rancang Kuda-kuda dari UNSRI |
|
|
Rancang Kuda-kuda dari ITS |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari UNY |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari POLBAN-JJ 06 |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari Unnes |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari UI |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari UNRAM |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari ST Inten Bandung |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari POLBAN |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari Maranatha |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari UGM |
|
|
|
Rancang Kuda-kuda dari UNS |
|
|
Percobaan Pembebanan |
|
Perancang Kuda-kuda dari UGM |
0 comments:
Post a Comment