Universitas Negeri Semarang

Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi kami. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Kampus utamanya berada di Sekaran, Gunungpati. Dan kampus lainnya Kelud, Bendan, Pegandan, Karanganyar, dan Tegal.

Embung Universitas Negeri Semarang

Unnes mempunyai 60 program studi untuk sarjana (S1) dan 12 program studi untuk diploma (D3). Unnes juga membuka sejumlah program studi pada jenjang magister (S2) dan program doktor (S3). Di universitas ini dibuka pula pendidikan profesi dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Visi, Misi dan Tujuan

Menjadi universitas konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020.

Tentang Unnes

Universitas Negeri Semarang (Unnes) didirikan sebagai sebuah ikhtiar bangsa Indonesia untuk berperan dan terlibat secara aktif dalam pengembangan pengetahuan ilmu, teknologi, seni, dan olahraga.

Unnes Koservasi

Badan Pengembang Konservasi UNNES mempunya 8 pilar konservasi yang terdiri dari: Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal, Biodiversitas, Energi Bersih, Seni Budaya, Kaderisasi Konservasi, Kebijakan Nir Kertas, Pengolahan Limbah.

Jangan mengeluh masalahmu. Jika kamu merasa bebanmu lebih BERAT daripada yg lain, itu karena Tuhan melihatmu lebih KUAT daripada yang lain. Jangan berpikir kamu JATUH karena masalah yg diberikan Tuhan, karena sebenarnya Tuhan hanya menginginkanmu belajar BERDIRI. Seberat apapun masalah yg sedang menimpamu, tetaplah bersabar dan ikhlas. Hadapi dengan penuh tanggung jawab, pertolongan Tuhan pasti datang. Jangan pernah terpuruk karena suatu masalah. Bersabar dan berdoalah, percaya, tak ada masalah yang terlalu besar bagi Tuhan. Masalah adalah cara Tuhan tuk membuatmu dewasa, jangan lari darinya tapi hadapilah. Hanya mereka yg membuatmu bijaksana.

Translate

Wednesday, 11 November 2015

Lebih Dekat Dengan M. Hamzah Fansuri (Wawancara dengan Reporter Suara Merdeka)

(10/11/2015) Muhammad Hamzah Fansuri nama lengkap anak dari bapak Muhadi Kepala Sekolah Dasar Negeri 5 Suwawal, Mlonggo, Jepara ini memiliki segudang prestasi. Salah satu dari prestasi yang pernah ia toreh ialah meduduki 10 besar lomba Earthquake Resistance Building Competition Civil Engineering Wee 2012 “Consruction for Susta tingkat Nasional tahun 2014.
Tapi sebuah prestasi tidak mudah untuk dipetik, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Negeri Semarang ini tidak sedikit mendapatkan kegagalan, diantaranya dia ditolak di Ujian Masuk Perguruan Tinggi.
“Saya pernah ditolak dijurusan teknik kimia dan teknik geologi Universitas Negeri Dipenogoro.” Papar Hamzah saat ditemui di kediamannya.
Anak laki-laki pasangan bapak Muhadi dan ibu Mintiasih ini sangat giat untuk belajar, bahkan disaat liburan. Alumnus dari SMA N 1 Jepara ini mengaku menargetkan IPK 3,8.
“Awal mula saya masuk teknik sipil Unnes sebenarnya sangat berat, karena saya tidak memiliki dasar untuk itu dibandingkan dengan teman-teman dari SMK. Jadi mau tidak mau saya harus belajar lebih giat dibandingkan teman-teman saya.” Ungkapya.
“Saya memiliki target IPK sampai lulus itu 3,8. Dan sampai semester 6 kemarin saya baru bisa mendapatkan 3,72. Sedikit lagi, saya minta doanya agar target saya tercapai. Dan juga saya menargetkan lulus tahun 2016. Mungkin karena ini juga saya dinobatkan sebagai Mahasiswa Terajin Award di jurusan teknik sipil angkatan 2012.” Tambahnya sambil tersenyum.
Mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Pertamina Foundation 2014 ini memiliki cita-cita untuk bekerja disalah satu perusahaan BUMN. Selain mendapatkan beasiswa yang menjamin pembayaran SPP sampai semester 8, Hamzah juga diberi tugas untuk menjadi ketua dan mengurus Desa Sobat Bumi disalah satu desa di Semarang.
“Saya terpilih menjadi ketua pengurus Desa Sobat Bumi di Desa Deliksari. Saya bersama teman-teman mengajukan proposal agar anak-anak dari Desa Deliksari bisa bersosialisasi dengan baik. Dan juga mengajarkan beberapa pencegahan bencana longsor.” Tegas Hamzah.
Selain menjadi ketua pengurus Desa Sobat Bumi di Desa Deliksari, Hamzah adalah pendiri  Civil Engineering Research Club. Dia mendirikan kelompok ini bertujuan untuk mendiskusikan penelitian tentang teknik sipil.
“Orangtua saya lebih membebaskan saya, apapun yang saya pilih mereka pasti akan mendukungnya. Dan juga saat mereka tahu saya mendapakan prestasi, mereka lebih memilih untuk tersnyum tanpa berkomentar. Namun setelah itu, semua tetangga pasti akan mengetahuinya. Semua orang diceritain sama orangtua saya.” Gurau Hamzah.
Orang yang sangat berjasa dalam meraih prestasinya sekarang adalah Bapak Hanggoro Tri Cahyo Andiyarto, S.T., M.T. Beliau selalu medorong dan mendukung mahasiswa untuk terus berprestasi. Tidak ada kata setengah-setengah, beliau selalu totalitas menjadikan mahasiswanya untuk meraih cita-citanya. Pak Hanggoro merupakan sosok dosen yang baik, jujur, tanpa pandang bulu, visioner, ramah, dan rendah hati. “Baru kali ini saya kenal dosen seperti itu”. Tambah Hamzah.
“Dan harapan saya kedepan sih, lulus ditahun 2016, meneruskan kuliah S2 terus kerja,” Tambahnya.

Friday, 25 September 2015

Seminar Kuliah Kerja Lapangan 2015

Program Studi Teknik Sipil, S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang menggelar Seminar Kuliah Kerja Lapangan 2015 dengan tema “Develop The Revolution for The Future in Civil Engineering” yang akan diselenggarakan pada hari Jumat, 2 Oktober 2015 pukul 13.00-17.00 di Gedung Graha Cendekia Fakultas Teknik. Silahkan mendaftar disini.

Friday, 9 January 2015

DONASI KORBAN BENCANA LONGSOR BANJARNEGARA DARI JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Dalam tri drama perguruan tinggi terdapat salah satu poin yaitu pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa diharap mampu mengabdi kepada masyarakat baik itu secara akademis maupun non akademis. Mendengar kabar bencana longsor di Banjarnegara mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Unnes dengan dasar pengabdian kepada masyarakat mengadakan penggalangan donasi berupa uang. Penggalangan donasi ini mengusung tema “We Do Because We Care” sebagai generasi penerus bangsa sepatutnya kita peduli untuk membantu sesama. Dengan dasar niat yang tulus membantu masyarakat korban bencana longsor Banjarnegara alhamdulillah kami mendapatkan donasi senilai Rp. 1.770.000,-. Donasi tersebut berasal dari donasi dosen, karyawan, serta mahasiswa teknik sipil Unnes. 

Penyaluran donasi tersebut dilakukan pada tanggal 30 Desember 2014, mahasiswa yang ikut dalam penyaluran donasi yaitu Muhammad Hamzah Fansuri (Sipil '12) , Safrudin Khuzaeni Nurohman(Sipil '12) , Kurnia Dwi Anggraini (Sipil '12) , Rizki Julia Rachmawati (Sipil '12) , Yudi Sutanto (Sipil '13) , dan Anientio (Sipil '13).
Dimulai perjalanan sesuai ekspetasi yaitu 5 jam karena tidak ada macet dan pusat Desa Karangkobar TKP longsor 1 jam melewati gunung dan hutan dengan medan yang curam. Sesampainya di Desa Karangkobar disambut dengan kondisi desa yang telah diluluh lantahkan dengan longsor. Pohon-pohon yang tegak diatas tanah, rumah-rumah yang kuat diatas tanah hanyut dengan sapuan longsor. Kita seharusnya menyadari bahwa alam merupakan ciptaan Tuhan kita sebagai khalifah seharusnya menjaga serta menyeimbangkannya.


Diperjalanan kami terheran-heran dengan kondisi alam berubah tidak seperti sebelumnya tetapi, ucapan subhanaalh terucap ketika kami melihat rumah yang bediri kokoh, rumah itu adalah milik ustadzah yang mengajarkan mengaji di Dusun Jemblung.



Kami menuju ke posko pengungsi untuk menyalurkan donasi, sampaiknya di posko kami disambut oleh relawan BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia). Ada tiga badan relawan yang menampung bantuan salah satunya adalah BSMI. Kondisi korban mulai membaik banyak anak-anak yang menggambar sembari bermain dengan kami. Karya anak-anak tersebut ditempel di posko, hal tersebut untuk menghibur anak-anak paska longsor dan mengambalikan psikologi. Dan setidaknya melupakan kejadian longsor kemarin.



  
Kami diantar oleh Bapak H. Agus Leo sebagai relawan dari BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia) untuk melihat kondisi yang sebenarnya dari awal sampai terjadinya longsor.
Pertama kami diantar ke kuburan massal korban bencana longsor, setiap kuburan terdapat 3-5 jenazah. Kami singgah untuk berdoa agar arwah-arwahnya diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.
 


Beliau menuturkan sebenarnya ada empat titik longsor di Desa Sampang dan salah satunya adalah Dusun Jemblung. Yang diperkirakan longsor tidaklah Dusun Jemblung karena ada salah satu dusun yang mengalami retak bagian-bagian tanah. Tetapi, diluar eskpetasi Dusun Jemblung yang longsor terlebih dahulu. Tidak lepas dari itu, dusun-dusun yang lain diharap tetap waspada apabila longsor terjadi secara tiba-tiba.
Kami mengunjungi lokasi yang diperkirakan longsor serta mengunjugi balai Desa Sampang
 Diperjalanan kami melihat warga-warga yang sedang memilih pakaian dari donatur. Banyak korban yang mengungsi di rumah warga. Mereka memilih hal tersebut karena dekat dengan sanak saudara. 
 Setelah dijelaskan kami lanjut diajak ke bangkai-bangkai kendaraan korban longsor. Ternyata tidak hanya korban dari Dusun Jemblung saja yang menjadi korban ada juga wisatawan yang menjadi korban, pasalnya wisatawan tersebut memilih jalur alternatif untuk berwisata ke Dieng.
  

Setelah melihat bangkai kami diajak ke tempat longsor dan sekaligus menyerahkan donasi ke BSMI. Pak  H. Agus Leo menuturkan bahwa sebelum terjadinya longsor yang besar ini, sudah terlebih dahulu terjadi longsor namun, dalam skala kecil. Tepat di hari jumat petang suara gemuruh terdengar. Dusun Jemblung terombak ambik kemudian longsor menghantam rumah-rumah yang ada didepannya. Semua datar tanpa tersisa. Puing-puing rumah berserakan, bangkai kendaraan yang hanyut di sungai.
 


Kami mewakili Jurusan Teknik Sipil menyerahkan amanah yaitu donasi kepada BSMI semoga bisa menringankan beban dan membantu korban bercana korban longsor Banjarnegara.

 


Banyak hikmah yang dapat kami ambil dalam penyaluran donasi ini. Menjaga, merawat, melindungi, serta menyeimbangkan lingkungan seharunya tugas kita sebagai manusia. Semoga dengan kejadian ini kita bisa terus bersyukur dan berdoa atas nikmat Tuhan. Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan. Semoga korban bencana longsor diberi ketabahan dan bisa bangkit untuk menghadapi bencana ini.
Diperjalanan pulang kami melihat banner yang terpasang di talud yang membuat kita bisa meluruskan niat dalam membantu. Banyak orang-orang yang hanya melihat dan mengambi foto terkesan sebagai wisata padahal korban-korban menangis mengahapi bencana longsor.

Terima kasih kami haturkan kepada Bapak Amir Fauzan dan Bapak Hanggoro Tri Cahyo A. yang selalu memberikan bantuan dan ide serta pembelajaran buat kami. (Civil Engineering Research Club).
Dokumentasi : Rizki Julia Rachmawati
 

 





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...