Jangan mengeluh masalahmu. Jika kamu merasa bebanmu lebih BERAT daripada yg lain, itu karena Tuhan melihatmu lebih KUAT daripada yang lain. Jangan berpikir kamu JATUH karena masalah yg diberikan Tuhan, karena sebenarnya Tuhan hanya menginginkanmu belajar BERDIRI. Seberat apapun masalah yg sedang menimpamu, tetaplah bersabar dan ikhlas. Hadapi dengan penuh tanggung jawab, pertolongan Tuhan pasti datang. Jangan pernah terpuruk karena suatu masalah. Bersabar dan berdoalah, percaya, tak ada masalah yang terlalu besar bagi Tuhan. Masalah adalah cara Tuhan tuk membuatmu dewasa, jangan lari darinya tapi hadapilah. Hanya mereka yg membuatmu bijaksana.

Translate

Monday, 18 March 2013

Pilihan Konservasi VerSus Modernisasi Di Unnes

Sebelum saya bahas mengenai koservasi dan modernisasi saya akan mengenalkan Unnes terlebih dahulu yang terkenal dengan universitas konservasi, Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah universitas konservasi. Konservasi memang telah menjadi visi kami. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah kami deklarasikan.Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh hadir dan meresmikannya. Dengan deklarasi itu, kami bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa. Kami juga menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Gemanya, tentu saja, kami harapkan sampai di kampus-kampus lain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Unnes: Kelud, Bendan, Pegandan, Karanganyar, dan Tegal. Dengan begitu, makin kuatlah persenyawaan itu. Sebagai perguruan tinggi negeri jelmaan Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), Unnes memberikan perhatian besar pada bidang kependidikan. Dari 60 program studi, program studi di antaranya merupakan program studi kependidikan dengan gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) bagi lulusannya. Tak hanya pada jenjang sarjana, Unnes juga membuka sejumlah program studi pada jenjang magister (S2) dan program doktor (S3), di samping program diploma (D3). Di universitas ini dibuka pula pendidikan profesi dan Pendidikan Profesi Guru (PPG).  
Unnes mempunyai Badan Pengembang Konservasi UNNES mempunya 8 pilar konservasi yang terdiri dari :
  1. Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal
  2. Biodiversitas
  3. Energi Bersih
  4. Seni Budaya
  5. Kaderisasi Konservasi
  6. Kebijakan Nir Kertas
  7. Pengolahan Limbah
Kita telaah lebih lanjut apakah konservasi sudah melekat betul degan Unnes dan apakah Unnes pantas diberi gelar Unnes konservasi, kita terlebih dahulu pahami dengan apa itu konservasi, Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.
Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal dengan Burra Charter.
Disini dinyatakan bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Suatu program konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Kegiatan yang dilakukan ini membutuhkan upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan.
Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain :
  1. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar.
  2. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
  3. Melindungi benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
  4. Melindungi benda-benda (dalam hal ini benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.
Tapi menurut saya pelaksanaan konservasi belum terlaksana dengan baik padahal sudah dibentuk sebuah badan yang bekerja untuk mengelola koservasi di Unnes. Contoh konservasi yang belum dan terkesan hanya sebagai ajang pamer yaitu semenjank tanggal 1 januari 2013 seluruh masyarakat Unnes tanpa kecuali tidak boleh menggunakan kendaraan yang barbahan fosil, tapi kenyataannya tetap ada motor yang masuk. Bahkan untuk menyiasati program itu rektorat memberikan kebijakan yaitu ada bis yang mengantar masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa. Dengan adanya kebijakan seperti itu waktu efektif kerja sangat terganggu khususnya untuk kampus yang jaraknya jauh dengan parkir pusat, kemudian rektorat memberikan kelongggaran dengan kebijakan tersebut, seperti contoh kendaraan bermotor atau mobil bisa parkir di kantong parkir yang sudah disediakan. Menurut saya itu percuma saja, unnes telah membangun parkir terpusat dengan nilai sekitar 20 Miliar dan kebanyakan parkir tersebut sepi yang ramai malahan kantong parkir. Berarti secara logika percuma dibuat parkir terpusat tersebut. Saya sudah mewawancarai seorang dosen teknik sipil, beliau memberikan kritikan dengan kebijakan rektor yaitu ketika beliau sebelum diberlakukan kebijakan tersebut semua pekerjaan bisa dilaksanakan di kampus tanpa harus dikerjakan di rumah. Tapi, dengan berlakunya kebijakan tersebut semua pekerjaannya tertunda dan untuk mengerjakan pekerjaan itu dilakukannya pada hari libur, jadi seorang dosen tersebut tidak libur dalam seminggu.
Ada lagi sesuatu yang mengganjang dengan konservasi Unnes yaitu dalam mengelola sampah, seharusnya dengan label konservasi bisa mendaur ulang sampah yang berada di lingkungan universitas. Tapi, sebaliknya semua sampah itu hanya dibuang di TPA (Tempat Pembungan Akhir). Saya lihat peran BEM di Unnes kurang berperan aktif dalam mengajak mahasiswa untuk bergerak dalam kegiatan konservasi untuk mendukung Unnes yng lebih baik. Sampah yang hanya dibuang seperti itu, akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Memang mahasiswa atau orang-orang tahunya sampah Unnes didaur ulang. Tapi, kenyataannya sebaliknya. Sebaiknya sampah Unnes bisa dipilah-pilah dan dimanfaatkan  agar mendapatkan nilai ekonomi, atau menggerakkan mahasiswa untuk kreatif dan lebih bagusnya diadakan festival konservasi agar mahasiswa bisa terpacu kreativitas dalam memanfaatkan label konservasi tersebut.
Sebaiknya label Unnes bila tidak memanfaatkan sebaiknya dicabut saja atau diganti dengan yang lain. Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa-desa terpencil. Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara menurut J. W. School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:
  1.  Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
  2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
  3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
  4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
  5. Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan
  6. Kemerdekaan.
  7. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Bila dibandingkan modernsasi dengan konservasi itu mempunyai perbedaan yang jauh, bila konservasi di Unnes tidak berjalan dengan baik sebaiknya diubah saja dengan universitas modernisasi. Dengan itu Unnes bisa menjadi universitas riset dan lebih baik lagi Unnes bisa maju kalau semua masyarakat Unnes bisa gotong royong menjadikan Unnes konservasi secara utuh dan mengembangkan modernisasi agar Unnes juga menjadi universitas riset. Bila konservasi dipadukan akan menjadi universitas yang sangat bagus. Saya berdoa unnes menjadi universitas yang bagus bisa mewujudkan visi dan misinya, dan bisa mencetak mahasiswa yang berkualitas dan profesional.



0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...